FASTER86.COM Setelah melihat media sosial akhir akhir ini, terlebih hujatan dari para fans tim lain, membuat saya sedikit emosi, dan sedikit berasumsi, apa ini yang dinamakan " semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin yang bertiup ". Ah lupakan, dalam dunia sepakbola, intrik dan bully adalah hal yang wajar, namun semua harus ada kaidah dan norma. Saya sedikit terhenyak dengan beberapa fans lain yang seringkali mengkaitkan kemenangan Juventus dengan wasit. Apa hubunganya ? Atau mungkin ini hanya perasaanku saja.....
Terakhir kejadian yang sangat nyata adalah kemenangan Juventus atas Napoli, dimana itu adalah murni penalti, tetapi sekali lagi, ada kicauan yang tak jelas dari para liyan yang mengatakan kemenangan Juventus karena di bantu wasit.
Saya sedikit bertanya ? Apakah anda waras ? Ya mungkin itu yang dinamakan " pungguk merindukan bulan " atau merajut mimpi dalam kehampaan. Saya memang sedikit emosi, mengapa selalu Juventus yang menjadi sasaran ? Kenapa ? Apa dengan cara cara seperti itu anda bisa menjatuhkan Juventus ? Oh tentu tidak, kami bukan fans abal abal yang mudah terprovokasi oleh candaan serta gurauan kalian, kami adalah fans yang deawsa dan kami tahu fairplay.
Ah sepertinya kata kata itu sudah tidak mempan bagi fans lain, yang tahu dalam benak mereka adalah bagaimana menjatuhkan mental fans Juventus, mungkin dalam hati mereka juga sadar, bahwa Juventus adalah klub terbaik dan tersukses di Italia.
Salah satu wadah fans yang kadang sering " sirik " adalah fans Intermilan dan Roma, terkadang saya jadi ketawa sendiri melihat nyinyiran mereka. Apa apa selalu saja wasit yang dikambinghitamkan, padahal jika kita menilik dari jumlah penalti musim ini, kedua tim berada diatas Juventus dalam hal jumlah penalti.
Mereka lupa, bahwa merekalah yang sering diuntungkan wasit, dan mereka memfitnah Juventus dengan beragam asumsi dan itu adalah sesuatu yang sangat menyesatkan. Wasit, dan wasit...
Mungkin mereka belum bisa move on dan belum bisa mengakui kalau kualitas Juventus berada diatas mereka, mereka selalu menganggap Juventus adalah anak emas Serie A. Mereka menjadi lucu sendiri, menunjuk tanpa memandang kaca, jadinya ya hampa yang tak ketulungan.
Padahal jika kita belajar dengan rajin, maka menjadi fans yang waras adalah hal yang nikmat dan menjadi lebih indah, kita bisa saling respect dengan sesama fans, saling bertukar info dan berkomunikasi demi menjalin persatuan, bukan malah saling mencaci dan menjatuhkan. Kaidah inilah yang sebaiknya kita perbaiki.
Ada beberapa bantahan yang membuktikan kalau Juventus tak dibantu wasit dannFIGC, Kita mulai dari kasus Calciopoli. kasus yang mencuat di awal millenium ini begitu menghebohkan jagad sepakbola, dimana dua scudetto Juventus di lucuti dan membuat Juventus harus bermain di kasta kedua, Dengan ksatria Juventus menerima hal tersebut.
Namun selang beberapa tahun setelah kejadian tersebut, ada beberapa pemain saksi yang bersuara dengan kejadian tersebut. Salah satunya adalah Cristian Vieri, Mantan pemain Intermilan tersebut mengatakan fakta sesungguhnya tentang sepakbola Italia dan Intermilan saat itu.
Seperti yang ditulis oleh laman Liputan6.com beberapa tahun yang lalu, dimana Vieri bersuara atas kejadian tersebut :
" Saya siap untuk membuktikan kepada siapapun dokumen tersebut. Siapapun tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Saya telah dimatai-matai. Sebab, saya tidak bisa menyembunyikan atau menutupi hal tersebut,” tegas Vieri. “70 persen dari kontrak yang telah diteken dibayar Inter. Sisanya, 30 persen dibayar Telecom sehingga pajak yang mereka bayar bisa berkurang,” imbuhnya
“Saya hanya berbicara soal tersebut dengan Tuan (Rinaldo) Ghelfi dari Inter. Ia pun menyepakati apa yang saya sampaikan. Saya benar-benar menyesal dengan apa yang telah menimpa Juventus. Pun, begitu pula dengan Milan,” tutur Vieri.
Nah pernyataan dari mantan pemain ini bisa menjadi gambaran, mana tim yang bermain fair dan mana tim yang bermain curang. Setidaknya ini bisa menjadi gambaran, bahwa sepakbola itu adalah sebuah permainan, dan sikap fair play serta sportifitas harus dijaga dan menjadi unggulan dalam dunia olahraga.
Apa mungkin mereka sudah lupa, bahwa dalam mencapai kemenangan apa saja bisa dihalalkan, ah sepertinya mereka kurang paham dengan semangat sportifitas.
Lain lagi berita yang dilansir oleh Bola.net beberapa jam yang lalu, dimana kemenangan Juventus atas Napoli adalah buah kasih dari wasit, hal itu dikatakan oleh Paolo Liguori, direktur TGCom24, mengklaim bahwa dominasi Juventus dan juga insiden-insiden yang menyertai mereka dan juga bagaimana adanya 'keterkaitan' dengan klub lain sama seperti ketika skandal Calciopoli mencuat beberapa tahun silam.
Liguori sendiri merupakan direktur TGCom24 yang merupakan lengan berita dari Mediaset Premium, radio independen kedua terbesar di Italia setelah Sky Sport Italia. Selain itu, dia juga merupakan seorang fans AS Roma.
"Komentator Rai memalukan, mereka mengulas hasil bagus yang direngkuh Juventus di kandang, namun ketika anda melihat kepada perampok bank, maka anda tidak mempertimbangkan seberapa banyak yang dicuri olehnya," ujar Liguori kepada Radio Kiss Kiss.
"Sebaliknya, mereka melakukannya dengan Juventus. Ada sebuah sistem konsolidasi yang termasuk di dalamnya klub-klub satelit. Lihat saja Atalanta yang tampil dengan performa terbaik seumur hidup melawan Napoli, juga sama saat melawan Roma. Tapi mereka justru menjual pemain muda terbaik mereka ke Juve," sambungnya.
"Di Juventus Stadium, ini rutin untuk melihat beberapa hal tertentu sekarang. Para wasit juga sudah beradaptasi dalam konteks ini, jadi mereka mencari wasit muda yang bisa melakukan permainan kecil mereka. Jika mereka terus seperti ini, maka anda sadar bahwa tak akan yang bisa meraih kemenangan di Turin," terangnya.
Salah satu kontroversi yang paling diperbincangkan adalah saat Juventus mendapatkan hadiah penalti kedua mereka. Yakni saat Pepe Reina dinilai melanggar Juan Cuadrado, meskipun dari tayangan ulang terlihat bahwa sang kiper terlebih dahulu menyentuh bola.
"Bahkan seorang yang bodoh pun bisa mengerti bahwa Reina menyentuh bola terlebih dulu sebelum berbenturan dengan Cuadrado. Pelanggaran terhadap Albiol jauh lebih pantas dihadiahi penalti daripada pelanggaran terhadap Cuadrado dan Paulo Dybala," tambahnya.
"Juventus memiliki kekuatan absolut. Ini memiliki pengaruh yang sama banyaknya seperti saat Calciopoli," tandasnya
Ah sepertinya orang seperti Paolo Liguori perlu sedikit belajar dan bermain sepakbola dulu, biar dia tahu bagaimana kondisi saat main, dalam dunia sepakbola, atmosfer pertandingan bisa membuat apa saja diluar kendali dan nalar kita.
Ya mungkin kita sebaiknya harus lebih bisa menghargai dan mampu menjaga sportifitas kita, jadilan fans yang cerdas, jangan seperti mereka yang tahunya hanya menyalahkan dan membully saja.
Tag :
SEPAK BOLA