FASTER86.COM Setelah memastikan kememangan 2 - 1 di tour asianya, Juventus bersiap mengahdapi tur pra musim di Eropa. Jika kita melihat kekuatan Juventus dalam para musim ini, tentu ini masih menjadi skuad sementara, mengingat banyak bintang Juventus yang belum bergabung ke tim.
Tambahan kekuatan Juventus makin bertambah, usai Juventus memastikan Gonzzalo Higuain berseragam Juventus, dengan bergabungnya Higuain ini, tentu komposisi lini depan Juventus akan menjadi hal yang menakutkan di dunia.
Higuain yang musim lalu menjaid top skor Serie A, akan dipadu dengan Dybala dan Mandzukic serta Simone Zaza, maka lengkap sudah barisan depan Juventus.
Dengan banderol 90 juta euro atau sekitar Rp 1,3 triliun, Higuain menjadi pemain dengan transfer tertinggi dalam sejarah sepak bola Italia. Ia berada di peringkat ketiga termahal di bawah Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo, dua pemain yang dibeli Real Madrid masing-masing dari Tottenham Hotspur pada 2013 dan Manchester United di 2009.
Lantas, apa yang bisa membedakan performa Juventus setelah mendapatkan striker asal Argentina yang sudah dikontrak lima tahun dengan gaji 7,5 juta euro (setara Rp 108,4 miliar) per musim tersebut? Dengan kehadiran Higuain, pelatih Massimiliano Allegri dan timnya berharap bisa mencetak rekor enam kali juara beruntun Seri A pada musim 2016/17 nanti. Namun, target utama jelas Liga Champions, gelar yang sudah 20 tahun ditunggu Juve.
Kedatangan Dani Alves dari FC Barcelona mungkin mampu mendongkrak mental juara Juve mengingat pengalaman bek kanan 33 tahun itu tiga kali mengangkat trofi Liga Champions bersama Los Azulgrana. Juventus juga masih memiliki BBC di lini belakang: (Andrea) Barzagli, (Leonardo) Bonucci, dan (Giorgio) Chiellini.
Kendati demikian, mereka bukan tanpa kelemahan di lini belakang. Barzagli sudah 35 tahun sementara Chiellini sering dibekap cedera. Karena itulah Juve meminjam Mehdi Benatia dari FC Bayern Muenchen agar Allegri lebih nyaman melakukan rotasi untuk mengurangi risiko cedera trio BBC.
Di sektor gelandang, setelah kepergian Andrea Pirlo pada 2015, Allegri menjadikan Claudio Marchisio sebagai deep-lying playmaker, musim lalu. Gelandang timnas Italia itu bermain bagus sampai cedera ligamen pada April yang memaksanya absen di Piala Eropa lalu.
Posisi gelandang jangkar juga menjadi kelemahan Juventus karena Sami Khedira sering cedera. Karena itulah pada musim panas ini Juventus mendatangkan Miralem Pjanic. Gelandang asal Bosnia, 26 tahun, itu bisa bermain di segala posisi di lini tengah. Bersama AS Roma musim lalu bisa dibilang menjadi salah satu yang terbaik dalam karier Pjanic. Salah satu indikatornya berhasil mencetak 10 gol di Seri A.
“Ia penendang bebas terbaik dunia saat ini,” kata Juninho Pernambucano, maestro free-kick yang pernah menjadi rekan setim Pjanic di Olympique Lyon pada musim 2008/09. Untuk kecepatan dan kemampuan membongkar pertahanan lawan, musim 2015/16 lalu Allegri sangat mengandalkan Juan Cuadrado. Kini, setelah Cuadrado kembali ke Chelsea, tugas itu diyakini bisa digantikan oleh Marko Pjaca, gelandang 21 tahun asal Kroasia. Dengan skill di atas rata-rata dan kecepatan seperti yang ditunjukannya di Piala Eropa lalu, Allegri tidak akan kesulitan menempatkan Pjaca baik dalam formasi 4-3-3 maupun 4-2-3-1.
Di lini depan, tantangan baru sudah menanti Higuain. Bila pada 2015/16 lalu Higuain mampu mencetak 36 gol sekaligus memecahkan rekor gol terbanyak Seri A berusia 66 tahun milik Gunnar Nordahl (35 gol), ia diprediksi bakal lebih tajam musim depan.
Adanya Paulo Dybala diyakini semakin memudahkan Higuain mencetak banyak gol. Musim lalu, Dybala membuat 19 gol di Seri A. Apalagi, keduanya berasal dari Argentina dan bersahabat baik. “Bila tidak ada yang cedera, 40 gol sudah terjamin,” kata Abel Balbo, eks striker AS Roma dan timnas Argentina, seperti dikutip La Gazzetta dello Sport. “Saya tidak akan terkejut bila mereka mampu mencetak 60 gol musim depan.”
Layak kita tunggu bagaimana dengan Juventus musim depan, segala sesuatu masih bisa saja terjadi, dengan bursa transfer yang masih lama, maka komposisi pemain masih bisa bergeser.
Namun dengan kesiapan yang lebih matang, membuat Juventus akan menjadi tim terdepan dalam menggapai 6 kali scudeto beruntun.
Sumber : Topskor.co.id / footballitalia
Tag :
SEPAK BOLA